Menurut Pupuhu Caraka Sundanologi Bandung Adang S, sejak tahun 1940-an nasi tutug oncom sudah disajikan sebagai teman sarapan. Awalnya, kata Adang, oncom tersebut hanya dibakar dan ditambah garam, tanpa diberi bumbu macam-macam. karena saat itu nasi tutug oncom dimakan dikarenakan kondisi rakyat yang masih terjajah dan miskin.
Sampai akhirnya masyarakat saat itu menyajikan nasi dan dicampur dengan oncom menjadi budaya hingga lahir menu makanan hingga saat ini dengan berbagai tambahannya. Tanpa meninggalkan originalitas dan kebanggaan kita kepada masyarakat jaman dulu kini nasi tutug oncom menjadi menu ikonk indonesia, khas jawa barat berupa nasi hangat yang dicampur dan diaduk dengan oncom bakar, disajikan dengan sedikit bawang goreng, irisan telur dadar, sambal terasi, lalapan, serta ikan asin goreng.